Tuesday, 30 April 2019

Intimidasi Dunia Maya dan Etika dalam Menggunakan Internet


Image result for cyber bullying
Kali ini saya akan membahas mengenai Intimidasi dunia maya atau penindasan dunia maya (Bahasa Inggris: cyberbullying) adalah segala bentuk kekerasan yang dialami anak atau remaja dan dilakukan teman seusia mereka melalui dunia maya atau internet. Intimidasi dunia maya adalah kejadian manakala seorang anak atau remaja diejek, dihina, diintimidasi, atau dipermalukan oleh anak atau remaja lain melalui media internet, teknologi digital atau telepon seluler.
Intimidasi dunia maya dianggap valid bila pelaku dan korban berusia di bawah 18 tahun dan secara hukum belum dianggap dewasa. Bila salah satu pihak yang terlibat (atau keduanya) sudah berusia di atas 18 tahun, maka kasus yang terjadi akan dikategorikan sebagai kejahatan dunia maya atau pembuntutan dunia maya (atau sering disebut cyber harassment).

Bentuk dan metode tindakan intimidasi dunia maya beragam. Hal ini dapat berupa pesan ancaman melalui surel, mengunggah foto yang mempermalukan korban, membuat situs web untuk menyebar fitnah dan mengolok-olok korban hingga mengakses akun jejaring sosial orang lain untuk mengancam korban dan membuat masalah. Motivasi pelakunya juga beragam.Ada yang melakukannya karena marah dan ingin balas dendam, frustrasi, ingin mencari perhatian bahkan ada pula yang menjadikannya sekadar hiburan pengisi waktu luang

Ø Pembahasan

Banyak kasus yang menyeret remaja dalam masalah cyber bullying pada saat ini, kemudahan dalam membagikan sesuatu di sosial media bisa menjadi salah satu pemicu terjadinya cyber bullying. Pelaku cyber bullying bisa datang dari mana saja bahkan dari orang yang tidak dikenal sekalipun, karena cakupan dari media sosial sangatlah luas. Bahkan pelaku cyber bullying terkadang merasa tidak bersalah karena mereka merasa sudah berbuat sesuatu yang benar. Contoh kasus seperti pembullyan yang terjadi di Indonesia belakangan ini, masyarakat langsung menghakimi para pelaku yang juga masih di bawah umur dengan kata-kata yang tidak baik, di sini warganet tidak merasa bersalah karena mereka merasa  menghakimi orang yang memang pantas untuk dihujat, padahal seburuk apapun perilaku remaja tersebut kita tidak dibernarkan menebarkan ujaran kebencian yang sangat kejam kepada mereka, hinaan yang dilontarkan kepada mereka tidak membuat keadaan menjadi lebih baik, bahkan dapat menyebabkan mental dan perilaku dari pelaku bisa menjadi lebih buruk lagi.

Image result for cyber bullying

Maraknya kasus cyber bullying ini karena orang-orang merasa dirinya aman saat melontarkan berbagai macam komentar di sosial media mereka, karena saat berkomentar kebanyakan dari mereka berlindung di balik anonymous account atau akun dengan identitas palsu, jadi dengan rasa aman yang mereka miliki membuat mereka lebih mudah lagi dalam melontarkan hinaan dan ancaman dalam sosial media. Dalam website cosmopolitanfm.com dijelaskan ada 4 cara mencegah atau menghindari kita menjadi korban dari cyber bullying, yaitu:

1.       Tidak posting terlalu sering atau banyak
Posting terlalu sering dan banyak bisa mengganggu orang lain. Oleh karena itu, postingterlalu sering dan banyak dapat memancing adanya cyber bullying.
2.       Hindari konten posting-an yang aneh
Apapun yang diunggah ke sosial media, pasti menimbulkan pro dan kontra. Terlebih ketika posting sesuatu yang dianggap aneh dan mengundang bully, meskipun hanya bully di dalam hati. Oleh krena itu, sebagai pengguna social media, sebaiknya batasi mengunggah konten yang mengganggu.
3.       Pintar-pintar memilih teman di sosial media
Akun media sosial tidak harus selalu terbuka untuk semua orang. Semakin banyaknya teman di media sosial, maka Anda harus siap-siap dengan banyaknya komentar yang datang.
4.       Tidak sembarang bercerita di sosial media  
Membedakan hal yang lebih baik diceritakan pribadi atau di media sosial. Karena, perbedaan persepsi biasanya terjadi di media sosial.

        Jadi mulai sekarang berhati-hati lah dalam membagikan sesuatu di sosial media, dan berhati-hati lah saat memberikan komentar dalam sosial media, di masa sekarang apa yang kita ketik dapat membawa petaka bagi diri kita sendiri.
© Andhika Rachmanda
Maira Gall