Keaneka Ragaman Budaya Indonesia (Sumber:
Google.com)
|
Di era
globalisasi seperti sekarang ini, masuknya budaya asing sangat mudah menggerus
eksistensi budaya sebuah negara berkembang. Sebagai salah satu negara
berkembang, Indonesia sangat mudah sekali di pengaruhi oleh budaya asing saat
ini, seperti budaya Korea dan Jepang yang sedang menjadi trend di kalangan anak
muda. Tidak sedikit pula anak-anak muda Indonesia lebih mengerti tentang budaya
asing daripada budaya negaranya sendiri dan ini adalah sebuah hal yang
menghawatirkan mengingat bahwa anak muda lah yang akan menjadi penerus bangsa
kedepannya, bagaimana jika mereka tidak mengerti sama sekali tentang budaya
indonesia dan budaya Indonesia lama-kelamaan akan hilang tergerus zaman.
Indonesia
adalah sebuah negara yang memilik sekitar 1.340 suku, fakta tersebut sudah menandakan
bahwa ada banyak sekali budaya di Nusantara ini. mulai dari sabang hingga
merauke, masing-masing daerah selalu mempunyai ciri khas budayanya sendiri.
Namun permasalahan klasik di kota-kota besar adalah pesatnya perkembangan
informasi dan teknologi selalu berhasil menarik perhatian penduduk di kota dan
hal itu menjadi salah satu faktor yang membuat minat terhadap kebudayaan
Indonesia sudah semakin berkurang. Anak muda sekarang ini lebih memiliki minat
kepada artis luar negri karena mungkin mereka menganggap hal itu lebih modern
sedangkan budaya di Indonesia ini sudah ketinggalan zaman.
Saya
memiliki beberapa teman yang cukup fasih dalam bahasa korea ataupun jepang,
mereka bahkan mengerti bagaimana budaya di negara tersebut. Hal ini sangat
mengenaskan mengingat budaya dari negara lain saja mereka sangat antusias
mempelajarinya tapi budaya negara sendiri mereka tidak peduli. Mungkin salah
satu faktor kurangnya minat terhadap budaya di Indonesia adalah karena hiburan
yang ada di televisi pun sangat sedikit yang membahas tentang budaya Nusantara,
mungkin sesekali ketika sedang ada hari besar nasional seperti Hari Kemerdekaan
dan hari nasional lainnya, faktor ini menjadi salah satu alasan kenapa
kurangnya minat terhadap budaya Indonesia.
Indonesia
bisa belajar dari negara lain bagaimana mereka berhasil mempertahankan
eksistensinya dalam era globalisasi seperti sekarang ini. Contoh negara yang
berhasil melestarikan Budaya mereka adalah Jepang, Jepang sebagai salah satu
negara maju di Asia dan terdepan dalam urusan inovasi teknologi ini bahkan bisa
bersaing dengan negara maju lainnya dari Eropa dan Amerika. Namun dibalik
segala kemajuan yang mereka punya, mereka tetap berhasil melestarikan budaya
jepang dan bahkan membuat budaya mereka mendunia, siapa yang tidak tahu tentang
pakaian adat mereka yaitu kimono
(Kimono (Pakaian adat jepang) Sumber: Google.com) |
Atau cara salaman masyarakat jepang dengan menunduk. Bahkan bahasa mereka pun juga mendunia walaupun hanya dasar-dasar dalam bahasa jepang seperti terimakasih dan salam. Ini adalah contoh sukses bagaimana sebuah negara yang maju pun dapat mempertahankan budaya mereka dan bahkan membuatnya dikenal oleh Dunia lewat karya-karya seniman jepang yang menuangkan unsur budaya tersebut ke dalam komik ataupun sebuah lagu. Meletakkan unsur budaya kepada sebuah karya seni adalah salah satu cara memperkenalkan budaya kepada masyarakat luas dan bahkan dapat dikenal dunia, hal ini karena sebuah karya seperti musik, lukisan, komik, ataupun film adalah sebuah platform yang dapat menarik antusias dari kalangan anak muda, ini karena media tersebut di kemas lebih modern namun isinya tetap membahas tentang budaya. Dan Jepang adalah contoh negara sukses yang berhasil menerapkan hal tersebut, sehingga budayanya tetap terjaga bahkan dapat dikenal oleh Dunia.
Artis-artis Indonesia bukannya tidak pernah
membuat karya yang mengandung unsur budaya di dalamnya, banyak contoh seperti
menggunakan batik dalam sebuah video klip musik, membuat komik yang kental
dengan unsur Indonesia seperti komik H2O atau Nusantaranger dan juga lewat
kartun-kartun yang menceritakan kegiatan masyarakat indonesia pada umumnya.
Namun sayang sekali hal-hal tersebut tidak begitu diminati di Indonesia,
mungkin karena masyarakat Indonesia sudah terlanjur terbiasa menikmati kartun
dan komik dari negara lain dan mempunyai pandangan bahwa hasil karya anak
bangsa tidak akan sebagus karya dari Jepang ataupun Amerika. Mungkin memang
pola pikir masyarakat di Indonesia yang harus di ubah secara perlahan entah melalui
pendidikan sejak Taman kanak-kanak atau melalui sosialisasi di televisi.
(Komik Nusantaranger yang idenya diambil dari pulau-pulau besar di Indonesia Yakni Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.) |
Saya
cukup tertarik ketika ada salah satu capres di pemilu 2014 menggunakan kalimat
Revolusi Mental di dalam kampanyenya, sebuah gagasan yang baru dan unik bagi
saya karena selama ini orang hanya berpikir bagaimana membenahi Infrastruktur,
terjaminnya Kesehatan, Pendidikan dan lain-lain tapi tidak pernah berpikir
bahwa mental kita sebagai sebuah bangsa itu harus di benahi juga, sebuah mental
yang hanya merasa jiwa nasionalismenya keluar ketika sedang ada hari besar
nasional seperti hari kemerdekaan atau marah ketika budayanya di akui bangsa
lain padahal kita sendiri tidak peduli dengan budaya Indonesia, sebuah mental
yang hanya bisa saling hujat di media sosial tapi tidak mencoba melakukan
sesuatu yang berguna bagi bangsa. Saya tidak tahu bagaimana cara pemerintah
menepati janji kampanye tersebut tapi saya suka dengan gagasan tersebut.
Sebagai masyarakat mungkin kita bisa Merevolusi Mental diri kita masing-masing,
dimulai dengan tidak membuang sampah sembarangan, mulai mencintai budaya
sendiri, menjaga budaya Indonesia dengan cara seperti sering mendengarkan
lagu-lagu tradisional, berpartisipasi mengenalkan budaya indonesia bisa dengan
media sosial, dan menghilangkan perasaan gengsi dan malu terhadap Budaya
Indonesia
Jadi
seperti inilah eksistensi budaya kita saat ini di era globalisasi, sudah
saatnya Indonesia berbenah dalam menjaga kelestarian budaya kita, Ini bukan
hanya tugas dari pemerintah namun ini juga tugas kita semua sebagai masyarakat
Indonesia, kalau bukan Indonesia sendiri yang ingin berbenah menjaga budaya
lalu siapa lagi? tidak mungkin kita bergantung atau meminta tolong kepada
negara lain kan?
No comments
Post a Comment