Wednesday, 6 December 2017

Kapan Indonesia Maju?



  Suatu pagi ketika sedang menonton berita pagi, berita yang saya dapatkan hari ke hari cenderung sama yaitu hanya korupsi, pembunuhan, dan masalah lainnya di negara ini. Jarang sekali saya dapatkan berita tentang hal-hal positif yang negara kita lakukan, walaupun ada beberapa namun jumlahnya tidak sebanding dengan berita negatifnya. Dengan segala rentetan berita buruk yang saya dapatkan ini membuat saya berpikir dan selalu saja terlintas di pikiran saya, Kapan Indonesia bisa Maju?

   Sejak saya kecil saya selalu mempunyai keyakinan bahwa Indonesia suatu saat pasti akan menjadi negara yang maju, namun berjalannya waktu membuat pemikiran saya lebih kritis lagi, mulai muncul keraguan atas keyakinan saya itu. Keraguan yang muncul dalam diri saya bukanlah tanpa alasan, dengan sering munculnya berita-berita negatif dari Indonesia kian membuat saya pesimis dengan negara ini. Para koruptor yang tertangkap mayoritas mendapatkan hukuman yang ringan bahkan ada seorang politikus yang terkesan kebal terhadap hukum, sudah menjadi tersangka korupsi besar masih saja tanpa malu duduk manis di kursi nyaman di Senayan, Jakarta. Sebagai perbandingan jauh tertinggalnya Indonesia dibidang hukum dari negara lain salah satunya adalah ketika Di sebuah negara maju seorang politikus baru saja menjadi terduga kasus korupsi ia dengan segala rasa malunya dan merasa tidak berhasil menjalani amanat yang diberikan, dia dengan sadar diri mengundurkan diri dari jabatannya di pemerintahan, padahal dia baru di duga dan belum menjadi tersangka, hal seperti ini sudah lumrah terjadi di negara maju. Sedangkan di Indonesia merasa malu saja saya rasa sudah bagus, karna kebanyakan koruptor ketika di sorot kamera malah tersenyum seperti merasa tak bersalah.

    Selalu ada kemungkinan, nothing impossible, Indonesia membuat beberapa kemajuan di berbagai bidang tapi di saat bersamaan saya merasa adanya kemunduran moral di Indonesia belakangan ini, masyarakat Indonesia lebih suka mencaci maki ketimbang memberikan kritik membangun, masyarakat Indonesia juga lebih suka menjudge karya seseorang ketimbang membuat sesuatu yang berguna. Harus ada perubahan mindset di masyarakat kita, contohnya ketika orang membuat sebuah karya dan kita merasa bahwa karya itu tidak begitu bagus kita harus memiliki pemikiran "karya ini kurang bagus, saya bisa membuat yang lebih baik" dan disitu muncul jiwa bersaing dalam hal yg positif ketimbang hanya mencibir tanpa menghasilkan sesuatu yg positif.
  Pahlawan kita berjuang mati-matian membela Indonesia demi kemerdekaan bangsa ini. Sekarang Indonesia sudah lebih dari setengah Abad merdeka, harus ada kemajuan yang signifikan yang Indonesia buat. Jepang ketika terkena bom Hiroshima Dan Nagasaki saja tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama agar jepang dapat kembali pulih. Indonesia bisa melakukan Hal yang sama jikalau masyarakat semakin cerdas, saling membantu Demi kepentingan bangsa dan tidak hanya menjadi manusia individualis nan apatis yang Tak peduli dengan lingkungan sekitarnya, jangan membuat perjuangan Pahlawan-pahlawan kita sia-sia.

Selamat tanggal 10 November, Selamat Hari Pahlawan. Jadilah pahlawan bagi bangsamu Dan buat Indonesia menjadi lebih baik lagi :)

   
   

Thursday, 12 October 2017

Nasib Budayaku Kini


Image result for budaya indonesia
Keaneka Ragaman Budaya Indonesia (Sumber: Google.com)

        Di era globalisasi seperti sekarang ini, masuknya budaya asing sangat mudah menggerus eksistensi budaya sebuah negara berkembang. Sebagai salah satu negara berkembang, Indonesia sangat mudah sekali di pengaruhi oleh budaya asing saat ini, seperti budaya Korea dan Jepang yang sedang menjadi trend di kalangan anak muda. Tidak sedikit pula anak-anak muda Indonesia lebih mengerti tentang budaya asing daripada budaya negaranya sendiri dan ini adalah sebuah hal yang menghawatirkan mengingat bahwa anak muda lah yang akan menjadi penerus bangsa kedepannya, bagaimana jika mereka tidak mengerti sama sekali tentang budaya indonesia dan budaya Indonesia lama-kelamaan akan hilang tergerus zaman.

   Indonesia adalah sebuah negara yang memilik sekitar 1.340 suku, fakta tersebut sudah menandakan bahwa ada banyak sekali budaya di Nusantara ini. mulai dari sabang hingga merauke, masing-masing daerah selalu mempunyai ciri khas budayanya sendiri. Namun permasalahan klasik di kota-kota besar adalah pesatnya perkembangan informasi dan teknologi selalu berhasil menarik perhatian penduduk di kota dan hal itu menjadi salah satu faktor yang membuat minat terhadap kebudayaan Indonesia sudah semakin berkurang. Anak muda sekarang ini lebih memiliki minat kepada artis luar negri karena mungkin mereka menganggap hal itu lebih modern sedangkan budaya di Indonesia ini sudah ketinggalan zaman.

    Saya memiliki beberapa teman yang cukup fasih dalam bahasa korea ataupun jepang, mereka bahkan mengerti bagaimana budaya di negara tersebut. Hal ini sangat mengenaskan mengingat budaya dari negara lain saja mereka sangat antusias mempelajarinya tapi budaya negara sendiri mereka tidak peduli. Mungkin salah satu faktor kurangnya minat terhadap budaya di Indonesia adalah karena hiburan yang ada di televisi pun sangat sedikit yang membahas tentang budaya Nusantara, mungkin sesekali ketika sedang ada hari besar nasional seperti Hari Kemerdekaan dan hari nasional lainnya, faktor ini menjadi salah satu alasan kenapa kurangnya minat terhadap budaya Indonesia.

    Indonesia bisa belajar dari negara lain bagaimana mereka berhasil mempertahankan eksistensinya dalam era globalisasi seperti sekarang ini. Contoh negara yang berhasil melestarikan Budaya mereka adalah Jepang, Jepang sebagai salah satu negara maju di Asia dan terdepan dalam urusan inovasi teknologi ini bahkan bisa bersaing dengan negara maju lainnya dari Eropa dan Amerika. Namun dibalik segala kemajuan yang mereka punya, mereka tetap berhasil melestarikan budaya jepang dan bahkan membuat budaya mereka mendunia, siapa yang tidak tahu tentang pakaian adat mereka yaitu kimono
Image result for KIMONO
(Kimono (Pakaian adat jepang) Sumber: Google.com)

Atau cara salaman masyarakat jepang dengan menunduk. Bahkan bahasa mereka pun juga mendunia walaupun hanya dasar-dasar dalam bahasa jepang seperti terimakasih dan salam. Ini adalah contoh sukses bagaimana sebuah negara yang maju pun dapat mempertahankan budaya mereka dan bahkan membuatnya dikenal oleh Dunia lewat karya-karya seniman jepang yang menuangkan unsur budaya tersebut ke dalam komik ataupun sebuah lagu. Meletakkan unsur budaya kepada sebuah karya seni adalah salah satu cara memperkenalkan budaya kepada masyarakat luas dan bahkan dapat dikenal dunia, hal ini karena sebuah karya seperti musik, lukisan, komik, ataupun film adalah sebuah platform yang dapat menarik antusias dari kalangan anak muda, ini karena media tersebut di kemas lebih modern namun isinya tetap membahas tentang budaya. Dan Jepang adalah contoh negara sukses yang berhasil menerapkan hal tersebut, sehingga budayanya tetap terjaga bahkan dapat dikenal oleh Dunia.


    Artis-artis Indonesia bukannya tidak pernah membuat karya yang mengandung unsur budaya di dalamnya, banyak contoh seperti menggunakan batik dalam sebuah video klip musik, membuat komik yang kental dengan unsur Indonesia seperti komik H2O atau Nusantaranger dan juga lewat kartun-kartun yang menceritakan kegiatan masyarakat indonesia pada umumnya. Namun sayang sekali hal-hal tersebut tidak begitu diminati di Indonesia, mungkin karena masyarakat Indonesia sudah terlanjur terbiasa menikmati kartun dan komik dari negara lain dan mempunyai pandangan bahwa hasil karya anak bangsa tidak akan sebagus karya dari Jepang ataupun Amerika. Mungkin memang pola pikir masyarakat di Indonesia yang harus di ubah secara perlahan entah melalui pendidikan sejak Taman kanak-kanak atau melalui sosialisasi di televisi.

Image result for nusantaranger
(Komik Nusantaranger yang idenya diambil dari pulau-pulau besar di Indonesia Yakni Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.)

      Saya cukup tertarik ketika ada salah satu capres di pemilu 2014 menggunakan kalimat Revolusi Mental di dalam kampanyenya, sebuah gagasan yang baru dan unik bagi saya karena selama ini orang hanya berpikir bagaimana membenahi Infrastruktur, terjaminnya Kesehatan, Pendidikan dan lain-lain tapi tidak pernah berpikir bahwa mental kita sebagai sebuah bangsa itu harus di benahi juga, sebuah mental yang hanya merasa jiwa nasionalismenya keluar ketika sedang ada hari besar nasional seperti hari kemerdekaan atau marah ketika budayanya di akui bangsa lain padahal kita sendiri tidak peduli dengan budaya Indonesia, sebuah mental yang hanya bisa saling hujat di media sosial tapi tidak mencoba melakukan sesuatu yang berguna bagi bangsa. Saya tidak tahu bagaimana cara pemerintah menepati janji kampanye tersebut tapi saya suka dengan gagasan tersebut. Sebagai masyarakat mungkin kita bisa Merevolusi Mental diri kita masing-masing, dimulai dengan tidak membuang sampah sembarangan, mulai mencintai budaya sendiri, menjaga budaya Indonesia dengan cara seperti sering mendengarkan lagu-lagu tradisional, berpartisipasi mengenalkan budaya indonesia bisa dengan media sosial, dan menghilangkan perasaan gengsi dan malu terhadap Budaya Indonesia

     Jadi seperti inilah eksistensi budaya kita saat ini di era globalisasi, sudah saatnya Indonesia berbenah dalam menjaga kelestarian budaya kita, Ini bukan hanya tugas dari pemerintah namun ini juga tugas kita semua sebagai masyarakat Indonesia, kalau bukan Indonesia sendiri yang ingin berbenah menjaga budaya lalu siapa lagi? tidak mungkin kita bergantung atau meminta tolong kepada negara lain kan? 
© Andhika Rachmanda
Maira Gall